Tak kenal maka tak sayang, tak berkesan maka tak akan diingat, sehingga tak bermanfaat. Itulah pepatah yang saya buat dan saya terapkan dalam pertemuan saya dengan adik-adik dari smart Excelencia. Terima kasih kepada Ibu Ria yang telah mengundang saya, juga kepada kiki mutiara yang menemani saya.
Pertama kali masuk ke dalam perpustakaan saya terkagum-kagum dengan karya murid-murid kelas 2 ini (setara kelas 2 atau 3 smp). Mereka dapat membuat sebuah kerajinan dari sumpit yang sangat unik lengkap disertai dengan penjelasan filosofi dan kegunaannya. Mereka masih malu-malu saat diminta memperkenalkan diri, maka saya tantang untuk memperkenalkan diri dari yang paling pemberani sampai yang paling cupu ( lemah ), tergugah maka satu persatu mengacungkan tangan dan memperkenalkan diri. Sebagaimana lazimnya anak-anak, mereka amat suka tantangan dan tidak suka diremehkan. Mudah-mudahan bagi para guru atau calon guru yang membaca tulisan ini dapat mengambil setiap makna dari pertemuan singkat ini.
Setelah berkenalan, masuk ke tahapan berikutnya yaitu coaching sedikit praktik tentang TML. Namun sebelum masuk, saya meminta mereka menghitung mundur dari 30 sampai 0 dengan jarak angka 3. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan focus pikiran akan hal yang dikerjakan sebelumnya. Mengapa harus dihilangkan?? Karena air sebaiknya dituangkan ke dalam gelas yang kosong, sehingga tidak terkontaminasi ataupun meleber keluar karena kepenuhan agar apa yang disampaikan dapat diserap dengan maksimal.
Selanjutnya saya meminta mereka menyebutkan beberapa tanggal di tahun 2010 dan saya akan menjawab hari di tanggal tersebut. Sebagai contoh tanggal 13 oktober 2010, itu adalah rabu. Ada trik dalam menjawab ini, namun dibutuhkan konsentrasi untuk bisa melakukan trik ini tanpa membuka buku, inilah salah satu manfaat TML. Keingintahuan anak-anak yang besar terutama untuk hal menakjubkan sekaligus menghibur semacam ini akan memotivasi mereka untuk aktif dalam pertemuan ini.
Lalu saya lanjutkan dengan coaching dasar TML, yaitu mengingat 20 benda. Dari coaching dasar ini dapat saya lihat bagaimana cara berfikir dan perilaku (attitude) masing-masing murid. Saya benar-benar yakin sekarang bahwa mereka memang para siswa pilihan, sebagian besar dari mereka mampu mengingat 20 benda beserta urutannya dengan tepat. Subhanallah!! Kreatifitas berfikir mereka sungguh tak bisa diremehkan, mulai dari mengingat muka, mengingat huruf depan, sampai berimajinasi. Semua dengan sendirinya mengarahkan pada cara mudah mengingat (bukan menghafal) yang diterpakan pada TML, yaitu membuat sebuah korelasi dari hal yang perlu diingat dengan hal yang mudah diingat atau memberikan excitement tersendiri. Dari coaching dasar ini secara instan mereka dapat mengasah pola pikir sekaligus kreatifitas dalam belajar hingga menemukan cara mengingat yang tepat, namun butuh coaching lebih lanjut untuk membuatnya efisien.
Hal kedua yang dapat saya lihat dari coaching dasar TML ini ialah Attitude. Saya berikan tingkat-per-tingkat kesulitan dalam setiap sesi, tetap hanya mengingat 20 benda saja. Dan dari masing-masing tingkatan akan keluar attitude yang sebenarnya dari masing-masing siswa. Ada yang meremehkan di tingkat awal, ada yang semakin percaya diri menjawab tantangan yang terus meningkat, ada yang mengeluarkan emosinya saat sudah tidak terkendali, ada yang mengeluh dan menyerah, ada yang mengalihkan kegusaran dengan bermain, ada pula yang tetap tenang dan berusaha berfikir dingin.
Setelah itu saya bercerita sedikit tentang diri saya, yang hidup dan berkembang dengan cara yang jauh dari lazim untuk orang seumur saya. Namun satu hal yang pasti, saya bisa survive dan saya berani bilang cukup sukses dan mapan dengan apa yang telah saya raih di umur saya yang baru kepala dua ini. Walaupun cukup pilu, namun saya rela bagikan pengalaman saya ini. Apapun latar belakang saya, berapapun umur saya, saya dapat membuktikan hanya bermodal kemauan yang keras dengan keyakinan yang tak tergoyahkan. Dan saya yakin di umur mereka seperti saya sekarang nanti, mereka akan jauh bisa lebih sukses dan bermanfaat dari saya.
Inilah yang mampu dirubah dan dikembangkan oleh para praktisi TML, jadi TML Bukan hanya sekedar memori semata. TML mengembangkan 3 hal, yaitu sikap atau perilaku (attitude), yang dapat menghasilkan keyakinan (believe), sehingga yang ketiga, mampu mengembangkan technology dalam arti improvement dalam diri dan goal yang ingin dicapai. Tidak lupa untuk mengundang para calon guru untuk datang dalam training yang Insya Allah saya adakan di Hotel Maharani tanggal 30 Januari 2011. Semoga Bermanfaat..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar