Seperti yang kita ketahui, bahwa biaya bahan bakar merupakan item kedua terbesar dalam pelayaran kapal-kapal besar setelah gaji ABK. Konsumsi untuk sebuah kapal ferry saja berkisar antara 1000-5000 liter per jam. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar antara lain:
• Ship-specific parameters such as form of the hull, weight, type of main engines, propellers.
• Number of engaged main engines.
• The ship speed.
• Water currents (direction and speed).
• Water depth under the keel.
• The ship’s draft (depends on the cargo).
• Wind and waves (direction and strength)
Hambatan Kapal sendiri dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
Paper ini menjabarkan beberapa metode untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dari permesinan kapal beberapa tahun belakangan. Metode tersebut antara lain ialah melakukan pengurangan koefisien gesek dengan optimasi bentuk lambung, penggunaan microbubbles dan dengan bahan pelapisan lainnya, peringanan berat, dan peningkatan dalam efisiensi system propulsi.
1. Drag Reduction (pengurangan koefisien gerak)
a. Optimasi bentuk Lambung
Bentuk lambung yang dioptimasi merupakan lambung konvensional. Hal ini dilakukan dengan melakukan optimasi dalam perancangan bentuk lambung.
b. Pelapisan dan Polimerisasi
Hal ini dilakukan dengan menambahkan sedikit polimer ke dalam Turbulensi non Newtonian sehingga merubah efek gesek lambung dengan air menjadi lebih licin.
c. Pelumasan Udara
Metode yang dilakukan ialah dengan melakukan injeksi udara atau micro buble ke permukaan yang terkena air. Hingga saat ini efisiensi reduksi gesek yang dicapai sudah melebihi 5% dan hal ini dapat mengurangi konsumsi bahan bakar menjadi 60% dari konsumsi bahan bakar konvensional.
Salah satu improvisasi yang dilakukan ialah kapal SeaCoaster, dengan menggabungkan metode catamaran dan hovercraft. Selain itu ada kapal Seiun Maru yang merupakan kapal yang menggunakan water tunnel, dimana gelembung diinjeksi ke permukaan lambung sehingga mengurangi gaya gesek antara lambung dengan air.
d. Lambung Modern
i. SWATH
SWATH (Small Waterplane Area Twin Hull), dirancang untuk kecepatan kurang dari 25 Knots. Desain ini merupakan semi submersible catamaran. Perkembangan selanjutnya ialah SLICE, dimana dapat mengurangi kekuatan propulsi, sehingga dapat mengurangi 20%-35% power untuk mencapai speed yang sama sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi konsumsi bahan bakar.
ii. High L/B Monohull
Disain ini memiliki perbandingan L:B yaitu 9:1. Perancang dari konsep ini merasa bahwa konsep ini cocok untuk kecepatan 40-60 knot
iii. Hydrofoil
Hydrofoil seperti pesawat, menggunakan permukaan sayap untuk mengangkat kapal. Dikarenakan kekentalan air lebih besar disbanding udara, luasan permukaan hydrofoil jauh lebih kecil dibanding sayap pesawat.
iv. WIGE (Wing-In-Ground Effect)
WIGE menggunakan udara sehingga body dari kapal ini mengangkat beberapa meter di atas permuakaan laut sehingga tidak menyentuh air sama sekali.
v. High Aspect Ratio Twin Hull (H.A.R.T.H.)
2. Sistem Propulsi
Beberapa cara dapat dimodified untuk memaksimalkan system propulsi antara lain:
a. Fix Pitch Propeller
b. Air Propeller
c. Controlable Pitch
d. Vertical Axis Propeller
e. Super Cavitating Propeller
f. Paddle Wheel
g. Water Jet
3. Operation
Operasi ini dibagi menjadi dua:
a. Ship Routing
Rute kapal tentunya dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar, dimana kondisi lingkungan dari rute kapal yang memiliki dampak besar. Pemilihan rute, kecepatan kapal, serta kondisi alam perlu diperhatikan.
b. Maintenance
Hilangnya kecepatan laju kapal merupakan salah satu dampak kurangnya pemeliharaan kapal. Hal ini juga mempengaruhi dalam konsumsi bahan bakar. Dimana semakin berkurangnya pula efisiensi bahan bakar berbanding tenaga dan kecepatan yang dikeluarkan. Pemeliharaan yang dilakukan ialah pada lambung kapal, pada propulsi kapal juga pada system permesinan kapal.
4. Penyimpanan Beban Kosong (Weight Saving)
Setiap kilogram dalam berat kapal kosong sangat mempengaruhi terhadap efisiensi bahan bakar kapal. Semakin berat kapal tersebut tentunya harus memiliki power yang besar untuk mendorongnya. Hal yang dapat dilakukan ialah:
a. Penggunaan material baru atau dikombinasikan
b. Melakukan optimasi disain konstruksi.
Demikian beberapa metode yang dapat digunakan untung mengurangi konsumsi bahan bakar dari sebuah kapal. Hingga saat ini masih dilakukan penelitian-penelitian lanjutan untuk terus berimprovisasi untuk kemajuan bidang maritime. Semoga Bermanfaat.
1 komentar:
nice info bray,
Posting Komentar