CHAPTER I:
GOOD BYE STATUS PENGANGGURAN…
Klik..klik..klik…malam itu gue dan
Maly, pacar gue saat itu, bersama teman teman sma gue browsing di warnet untuk
melihat hasil pengumuman SPMB dengan hati cenat cenut, kalau kata SMASH(grup
penyanyi Indonesia dengan style korea yang lagi booming saat gue tulis ini).
Entah giliran gue yang ke berapa waktu itu, karena rame banget itu warnet,
maklum jaman itu laptop dan modem masih
barang luar angkasa, tapi yang pasti, semakin terbuka hasil satu persatu, makin
cenat-cenutlah enggak sabar liat hasil. Tiba giliran gue dan maly, hasilnya??
Kami sama-sama diterima di pilihan pertama kami, sama-sama di Universitas
Indonesia, gue di Teknik Perkapalan UI dan Maly di Sistem Informasi.
Alhamdulillaaah, cukup bersyukur dapat lolos dengan gue enggak mengisi fisika
satu soal-pun saat Ujian SPMB, entah scannernya ngablo atau gimana. Satu hal
yang pasti, gue beruntung saat itu ada maly yang menjadi pacar sekaligus
partner gue berjuang semenjak kelas 3 SMA sampai akhirnya lulus Ujian Nasional
dengan hasil yang cukup memuaskan dan diterima di universitas yang kami
inginkan. Pesan Sponsor, Pacar sebagai motivasi belajar?? Trust Me, It Works!!!
Ada beberapa pertimbangan yang ada
dalam benak gue saat memilih studi setelah SMA yang menunjang masa depan gue.
Kalau Passion, gue sebenernya suka sama Psikologi bahkan gue mendambakan punya
jodoh anak psikologi, mungkin karena emang gue psikopat yang butuh psikolog
kali yaa. Kalau cita-cita saat itu, gue pengen ngambil arsitektur, tapi sayang
tangan gue bilang gue enggak berbakat. Lalu kenapa gue memilih Teknik
Perkapalan UI??? Jujur awalnya gue pengen masuk Teknik Kimia, karena gue sejak
kelas 1 SMA cinta mati sama kimia, bokap gue pernah jadi guru kimia waktu masih
mahasiswa, dan kimia juga merupakan pelajaran yang gue andalkan buat lulus SPMB
selain matematika dan bahasa inggris.For your info, Belakangan gue sadar kalo
di Perkapalan bahkan enggak ada mata kuliah Kimia. Tapi semua berubah saat gue
datang ke Bedah Kampus UI, yang sumpeknya minta ampun, gue termotivasi oleh
penjelasan seorang mahasiswa Perkapalan, kalau gue ga salah inget, itu Ippon
namanya, angkatan 2006.
Begini penjelasannya sambil bergaya
di sebelah maket desain puskesmas terapung, “Teknik Perkapalan UI itu
sebenernya lebih ke arah Naval Architecture, jadi lebih ke arah perencanaan dan
perancangan disain bangunan air, dan kapal itu hanya salah satunya”. TAAK!!!
Arsitektur nyangkut di kepala gue, gue pun mulai lebih focus mendengarkan, ”dan
tentunya di dalamnya tidak hanya arsitektur, tapi juga konstruksi bangunan,
system permesinan, system fluida, system kelistrikan, bla..bla…bla…”. Kata-kata
terakhir yang paling bikin gue membara “Anak perkapalan bisa ngerti semua dasar teknik, tapi enggak ada anak teknik lain yang ngerti gimana cara
merancang kapal”. “Berita baiknya 2/3 Indonesia itu adalah lautan yang belum
dimaksimalkan, dan masih sedikitnya ahli
perkapalan di negeri kita ini, jadi prospek kerja pasti cerah!”Untuk pelajar
labil macem gue, inilah solusi-nya, dan gue termakan promosi Ippon sampe ke
alam bawah sadar gue yang membuat gue ga peduli akan penutup penjelasan saat
itu”Berita buruknya, Teknik Perkapalan UI hanya menerima 25 mahasiswa baru
setiap tahunnya.”
Lalu pilihan kedua gue apa?? Berikut
akan gue sampaikan hal konyol yang enggak boleh ditiru siapapun dalam memilih
jalan untuk masa depan. Sangking mendarah dagingnya ambisi buat masuk Kapal UI,
gue enggak punya pilihan kedua sampai malam terakhir pengisian SPMB. Tapi satu
hal yang pasti, pilihan gue itu haruslah IPB, karena bokap gue sangat berharap
gue masuk IPB. Hal yang tepat untuk menjadi solusi gue saat itu ialah dengan
semacam permainan “dart game” yang targetnya ialah seluruh studi yang passing
grade-nya di bawah perkapalan UI, akhirnya pilihan kedua gue jatuh kepada
Manajemen Kehutanan IPB, entah apalah itu, karena nyokap gue S2 di manajemen,
berarti gue punya referensi, dan yang positif ialah setau gue orang-orang
kehutanan, bukan orangutan ya, itu kayanya hidupnya sejahtera.
Setelah hasilnya jelas dan syukurnya
seperti yang gue rencanakan, petualangan gue sabagai mahasiswa pun dimulai.
0 komentar:
Posting Komentar