Baru-baru saja gw mendapat pengalaman yang sangat tidak mengenakkan dalam hidup gw.. Saat dimana gw pertama kalinya memilih untuk menyerahkan diri gw pada kekalahan sebelum bertanding, walau pada akhirnya gw masih tetap ikut ke dalam medan pertempuran..
Berawal dengan semangat membara ketika gw membaca Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2010 tentang Jakarta Waterfront City dan memutuskan untuk mengikuti lomba tersebut dengan penuh keyakinan. Di luar dugaan, lomba tersebut terus mundur dan mundur, padahal gw udah ngumpulin di deadline pertama, sampai pada akhirnya gw pun lupa, dan mengalihkan focus perhatian gw pada ELT, Engineering Leadership Training (Acara yang sedang gw pegang sekarang).
Saat gw lagi sibuk-sibuknya dengan ELT dengan sekelumit masalah yang menyita perhatian gw banget, eh, keluar pengumuman bahwa gw LOLOS 20 besar LKTIN, dan dikirimkan TOR lanjutan untuk menjadi Finalis. Dan perlu Readers Tahu, TOR yang dikirimkan sungguh menyiksa!!!! Dan gw ga yakin juga menjadi finalis, terlebih, gw berharap untuk ga menjadi finalis dengan TOR seperti itu. (Sedikit Aneh, tapi ini nyata)
Tapi entah ini rezeki atau kutukan (lebay), gw kembali LOLOS jadi FINALIS LKTIN 2010!!! Bangga?? Jelas.. Tapi focus perhatian gw lagi terpecah-pecah banget, dan kurang etis kalo gw kabur dari kenyataan dan tidak mengapresiasi panitia LKTIN dengan tidak mengikuti rangkaian acara tersebut. Tapi pada awalnya, gw masih belum bisa menerima kenyataan bahwa kekalahan ialah hal yang harus gw hadapi jika meneruskannya sampai final.
Apa yang membuat gw berfikir kalah saat itu bukan karena otak yang tidak bias maksimum berfikir, tapi lebih kepada bobot penilaian saat presentasi, bobot presentasi yang besar terletak pada keterkaitan gagasan dengan Reklamasi Pantai dan Perlindungan Lingkungan hidup, dan pembuatan MasterPlan. And for Readers Info, Gagasan gw saat itu sangat tidak terkait dengan kedua point tersebut, dan gw ga mau menyambung-nyambungkan nya, karena sifat idealism gw untuk mempertahankan gagasan yang udah gw rancang, gw siap kehilangan point itu. Masterplan??? Halo….Binatang apa tuh??? Jujur gw ga bisa bikin masterplan, dan gw ga ngerti cara bikin maket. And OK, gw coba bikin semaksimal yang gw bias, kembali lagi, gw siap kehilangan point.
Akhirnya gw melepaskan sedikit konsentrasi gw akan ELT dan mencoba lebih focus akan LKTIN ini, gw melangkah mempersiapkan semaksimal yang gw mampu, dan memberikan yang terbaik yang bisa dikeluarkan dalam rangkaian acara LKTIN. Walaupun tetap pada akhirnya gw kalah, but feels not to bad, walaupun melelahkan dan ternyata sangat-sangat menyita waktu, stamina dan pikiran, banyak ilmu dan pengalaman yang gw dapet, seperti saat sharing dengan jajaran manager PT. Jaya Ancol, dan mengetahui konsep Ancol sampai ANCOL SPEKTAKULER kelak, lalu kuliah umum dengan pakar Reklamasi Pantai, serta diskusi tentang UI menuju Global University. Hal lain yang menarik ialah, gw bisa mendapat teman-teman baru, yang menjadi Panitia ataupun para Finalis lainnya, apalagi ditambah dengan rekreasi ke Dufan yang otomatis lebih mengakrabkan kami. (Udah ngidam lama, eh taunya dapet gratisan!! Cihuy…)
Pelajaran yang gw dapet saat itu :
SHAME IS WHEN YOU COULDN’T FACE A DEFEAT, EVEN YOU COULDN’T WIN THE WAR, FACE IT AND BE PROFESIONAL FIGHTER, SURVIVE MAKE YOU A BETTER PERSON
0 komentar:
Posting Komentar