Adab-adab tidur
1.
Ada tiga jenis tidur :
a.
Khuluk (akhlak) kebiasaan Rasulullah SAW
b.
Khuruk (perusak) tidur pada waktu dhuuha,
setelah shalat subuh hingga waktu isyraq (terbit fajar) yang mengakibatkan
kemalasan.
c.
Humuq (kebodohan) adalah tidur pada waktu setelah
Ashar yang menimbulkan gangguan Syaraf
2.
Berwudhu dan melaksanakan shalat sunnah dua
rokaat (biasanya sholat taubat).
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kalian
hendak mendatangi tempat tidur, maka berwudhu lah seperti kalian hendak
shalat.” (Hr. Bukhari – Muslim)
3.
Membaca Al-QUr’an sekurang-kurangnya 10 ayat,
antara lain: SUrat al Mulk, as Sajadah, al Waqiah, ayat Kursi, dan ayat-ayat
terakhir al Baqarah. (Hr. Bukhari – Muslim)
4.
Menyiapkan alas tidur dengan mengibaskan tiga
kali agar makhluk-makhluk kecil tidak tertindih. (Hr. Bukhari – Muslim)
5.
Memakai celak sebelum tidur, dan berdoa:
“Allahumma atmim lanaa nuuronaa
waghfirlanaa innaka alaa kulli syai’in qodiir”
“Ya Allah, sempurnakanlah cahaya kami dan
ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Lalu berdoa:
“Allahumma nawir bashori wa bashiiroti
waj’al syariiroh, ghoirom min alaa niyat, waj al ‘alaa niyatii Sholihat”
“Ya Allah, berilah cahaya pada mata dan
hati saya, dan jadikanlah batin saya lebih baik daripada jasad saya, dan
jadikanlah jasad saya baik.” (Maslakul Akhyar)
6.
Sebelum tidur bermuhasabah, mengkoreksi amalan
kita, apakah hari ini lebih baik dari hari kemarin atau sebaliknya? Dan
membuang dendam dari dalam hati.
7.
Membaca surat al Ikhlas, al Falaq, dan an Nas
serta tasbih Fatimah, yaitu : Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan
Allahu Akbar 34 kali. Kemudian tiupkan pada telapak tangan dan usapkan ke
seluruh badan (ulangi sampai tiga kali). Serta dianjurkan untuk membaca surat
Kahfi ayat 107-110 agar mudah bangun sholat tahajud.
8.
Niat bangun untuk sholat malam dan merebahkan
diri, dengan berdoa:
“Bismika Allahumma Ahyaa wabismika amuut..”
“Dengan nama-Mu ya Allah, saya hidup dan
dengan nama-Mu saya mati” (Hr. Bukhari)
9.
Ada dua cara tidur yang dicontohkan oleh Rasulullah
SAW dan para sahabat:
a.
Berbaring pada sisi kanan menghadap kiblat
dengan tangan kanan di bawah pipi dan kaki kanan di atas kaki kiri.
b.
Telentang dengan kepala menoleh kea rah kiblat,
kedua tangan dilipat di atas perut, dan kaki kanan di atas kaki kiri.
10.
Ada dua cara tidur yang dilarang:
a.
Kaki melonjor kea rah kiblat (su’ul adab)
b.
Tidur tengkurap, sebab ini cara yang dibenci
oleh Allah SWT (Hr. Bukhari, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
11.
Apabila tidur di masjid, hindari tidur di shaf
pertama, dan jika tidak memakai celana agar ujung kainnya diikat, dikhawatirkan
ketika tidur, aurat tersingkap.
12.
Ketika berbaring sebelum memejamkan mata,
berdoa:
“Allahumma aslamtu wajhii ilaika wafawadhtu
amrii ilaika wajahtu, dho’ri ilaika rohbata waroghbata ilaika laa mal jaa’a walaa
manjaa’a minka illaa ilaika, aamantu bikita bikalladzii andzalta
wanabiyyikalladzii arsalta.”
“YA Allah, aku pasrahkan wajahku kepada-Mu,
aku serahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan diriku pada-Mu, semata-mata
karena takut akan kemurkaan dan azab-Mu. Tidak ada tempat berlari dan tidak ada
tempat berlindung dari kemurkaan-Mu kecuali kepada-Mu. AKu beriman kepada
kitab-Mu yang telah engkau turunkan dan kepada nabi-Mu yang telah kau utus.”
(Hr. Muslim dan Abu Dawud)
13.
Jika bermimpi baik, maka ucapkanlah
Alhamdulillah, semoga mimpi itu menjadi kenyataan dan boleh diceritakan kepada
orang lain. Tetapi jika mimpi buruk, ucapkan ta’awudz
Dengan isyarat tidak diceritakan kepada
orang lain. (Hr. Bukhari dan Tirmidzi)
14.
Jika sulit tidur karena gelisah, membaca doa:
“A’uudzu bikalimatillahi tammaa ti
minGhodhobihi wa ‘iqoo bihi wassarri ‘ibaa dihi wamin hamadzaa tisyaitiini wa
ayyahduruun”
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang
sempurna dari kemarahan=nya, azab-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dan dari kejahatan
bisikan syetan, juga dari kehadiran mereka.” (Hr. Tirmidzi)
15.
Apabila bermimpi berhadats besar, segera menuju
kamar mandi untuk mandi janabat.
16.
Do’a bangun tidur:
“Alhamdulillahilladzii ahyana ba’damaa
amaatanaa wa’ilaihinusuur”
“Segala puji bagi Allah yang menghidupkan
kami setelah mati dan kepada Engkaulan kami akan kembali.” (Hr. Bukhari)