Jangan mudah percaya pada kata-kata sahabat kita sendiri, itulah pesan yang aku dapat saat aku dan teman-temanku merayakan kelulusanku. Cerita berawal saat teman-temanku, perlu diketahui teman-temanku yang ini punya pergaulan agak labil, memiliki ide untuk mengajakku menikmati semalam suntuk di sebuah villa di puncak milik mereka dengan alibi merayakan kelulusanku, awalnya agak males juga karena memang aku tidak begitu percaya dengan mereka paling hanya ingin memanfaatkan transportasi dariku saja, namun dengan diiming-imingi akan dikenalkan dengan seseorang gadis akupun mengiayakannya, karena pada saat itu memang hatiku sedang pada titik terendah.
Hari yang direncanakan pun tiba, aku menjemput kedua temanku itu, lalu mereka memintaku menjemput pacar mereka beserta temannya, aku pun ikut saja apa kata mereka. Dan saat menjemput, sungguh aku heran, gile ni bocah muka pada ancur pacarnya mantep-mantep banget, pikirku. Dan di sana lah aku dikenalkan dengan Alin sesuai janji kedua temanku itu. Perlu diketahui juga, umur orang-orang dalam kisahku ini rata-rata 5 tahun di atasku. Pandanganku tentang Alin pertama kali, dia cantik terawat dengan bentuk fisik proporsional, yang paling tidak mungkin dilupakan ialah suaranya yang seksi pas kami kenalan.
Selama di perjalanan, benar saja kedua temanku hanya asik dengan pasangannya masing-masing, beruntung ada Alin yang menemaniku di bangku depan, dan kami mulai saling mengenal formal. Setelah sampai di villa yang dituju, kami bersenang-senang di sana, bermain billiard, bakar jagung, bermain kartu, cekakak-cekikik ga jelas, yah pokonya kelakuan anak muda lah. Malam semakin larut, dan apa yang dilakukan kedua temanku dan pasangannya?? Bisa ditebak lah.. Tinggallah aku dan Alin di ruang tamu, dan kami mulai akrab saling mengenal secara individu lebih dalam hingga aku mengantuk dan ketiduran. Saat terbangun aku kaget bukan kepalang, aku sudah ada di pangkuan Alin”kamu kalau tidur lucu kaya kucing” aku jadi salah tingkah dan wajahku memerah malu, damn, kenapa bisa jadi kaya gini?? Pikirku. Lalu kamipun pulang, dan yang aku kesalkan ialah, pada saat terakhir aku tahu kalau mereka ialah “Wanita bayaran” karena kedua temanku memberikan sejumlah uang kepada mereka.
Alin, kerap kali mengirimkan sms kepada ku, tapi aku tidak pernah meresponnya, karena aku merasa tertipu dan sedikit menjaga-jaga diri, hingga pada suatu waktu Alin memberitahuku bahwa ia menolak uang yang diberi temanku itu, dan ia pure ingin kenal lebih dekat denganku, Akupun melunakkan hatiku. Dan disinilah berawal kekagumanku atas sesosok Alin.
Pada awalnya Alin menganggap aku mirip seperti adiknya yang telah meninggal, dan akupun menerimanya karena akupun belum pernah merasakan sesosok kakak atau teteh tepatnya dalam hidupku. Alin memberikan semua perhatian yang sangat aku butuhkan pada saat itu, karena kondisi dimana keluargaku pun sedang berantakan. Aku banyak belajar darinya bagaimana tetap bisa bertahan dan survive menghadapi segala macam cobaan yang datang, bagaimana tegar, bagaimana berfikir positif, dan bagaimana menikmati hidup walau pada titik kehancuran sekalipun.
Masalah yang aku hadapi saat itu tidak ada apa-apanya dibanding apa yang ia jalani, terpaksa menjadi pekerja seks, mengorbankan dirinya untuk masa depan keluarganya terutama adik-adiknya yang masih kecil, setelah ayahnya dengan tidak bertanggung jawab meninggalkan keluarganya sehingga membuat ibunya syok sehingga sakit-sakitan tidak bisa menghidupi anak-anaknya sendirian, sehingga salah satu adiknya yang seumuran dengankupun akhirnya meninggal karena kurangnya biaya pengobatan pada waktu ia sakit parah.
Sebagai anak paling tua, Alin tidak mau adik-adiknya patah arang dan tidak memiliki masa depan, ia harus tetap kelihatan tegar menghadapi segalanya, adik-adiknya adalah alasan ia hidup sekarang. Selain tegar, Alin pun gadis yang cerdas, terbukti dengan prestasi yang ia miliki, selama mengemban ilmu sampai ia lulus kuliah. Bisa seimbang antara survive dalam hidup dan prestasi akademis, selain sebagai kekasih, Alin adalah panutanku. Beruntung sekali adik-adiknya memiliki teteh seperti itu. Dan aku? Sangat beruntung menjadi kekasihnya, walau aku juga tidak begitu tahu kenapa Alin memilihku menjadi kekasihnya, aku hanya pemegang kunci segala rahasia hidupnya, tempat ia sharing secara lepas, dan aku hanya berbagi ilmu tentang agama kepadanya, rahasia ketenangan batin.
Selang waktu berjalan, Akhirnya Alin berhasil mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan kapabilitasnya, dan dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Itulah hidup, jika kita terus semangat serta ikhlas menjalani semuanya, Suatu saat pasti akan ada cahaya terang jalan keluar, Allah Maha mendengar doa hamba-hambanya yang ikhlas. Alinpun akhirnya keluar dari dunia gelapnya, ia mulai memakai kerudung, dan aku sangat-sangat bahagia menjadi saksi perubahan itu, Subhanallah!!
Seperti kehidupan gelap Alin yang berakhir, setelah itu hubunganku dengan Alin yang harus berakhir. Direktur tempat Alin bekerja, yang ternyata orang tuanya pun mengenal ibu dari Alin, telah jatuh hati kepada Alin dan langsung melamar Alin menjadi istrinya, “jelas saja, siapa yang tidak jatuh hati kepada Alin saat ini, cantik, cerdas, tegar, dan islami” pikirku, Alin adalah calon istri dambaan. Hal ini jelas akan membingungkan bagiku juga untuk Alin, bagi hubungan kami. Aku lah yang sudah sepantasnya mengalah saat itu, sudah saatnya Alin merasakan kebahagiaan yang utuh dan memiliki masa depan cerah untuk dirinya sendiri, terlebih ada seseorang yang mau menikahinya dengan menerima segala latar belakang gelap seorang Alin, ia adalah calon suami yang ideal untuk Alin.
Walau perih, walau sulit untuk mengikhlaskannya, tapi inilah yang terbaik, bisa menjadi saksi kehebatan dan ketegaran seorang Alin saja itu sudah cukup, hidupku pun masih sangat panjang, suatu saat nanti akupun akan mendapatkan kebahagiaan yang sama, dan semua yang diajarkan Alin padaku tidak akan kulupakan selamanya.
2 komentar:
gw udah dgr kisah lu yg ini pas SMA n skr lu publish. subhanallah. like it brother.
itulah hdp. qt ga akan prnh tw bgmn ke dpnnya :)
tp yakin klu Alah akan membimbing qt ke jln yg lurus. Insya Allah.
haha..betul..betul...
semua udah Allah yang ngatur, jika kita ikhlas..
semua akan baik pada waktunya..
Posting Komentar