CHAPTER 10:
KALENG SARDEN BERJALAN…
Selama
hampir 4 tahun di kampus, gue enggak pernah ngekos alias pulang pergi
depok-bogor. Berbagai cara gue lakuin untuk menempuh perjalan ke kampus.
Pertama kali, 2 bulan awal gue naik si Volvo 960 gue, alhasil??? Mabok!!
Kantong gue kemps seketika!! Lalu selama 3 bulan selanjutnya gue naik Arashi gue,
dengan dahsyatnya dapat mengurangi pengeluaran gue, tapi efek lainnya, badan
gue rontok!!! Bahkan gue sempet kecelakaan. Dan akhirnya, si kaleng sarden
berjalan merupakan alternative yang paling save dan irit yang menjadi pilihan
utama gue yang udah seperti 10 sks gue di kampus, setiap hari 2 jam gue abisin
di kaleng sarden berjalan ini.
Kaleng
sarden berjalan yang gue maksud ialah KRL bogor-jakarta. Kenapa gue bilang
kaleng sarden berjalan?? Pertama karena bentuknya yang emang ga jauh beda sama
kaleng sarden tanpa label, kedua karena isinya yang padet kaya sarden di dalem
kalengnya, ketiga berair, dalam arti kata penuh keringat sangking padetnya di
dalem situ, dan yang terakhir ialah aroma-nya yang emang ga beda jauh sama bau
sarden!! Tapi di luar itu semua banyak hal yang gue temuin serta
pengalaman-pengalaman seru selama hampir 4 tahun ini bersama sohib gue yang
satu ini.
Hal
positif pertama yang bisa gue dapet ialah hanya dengan 2000 perak gue bisa
dapet pijat sekaligus spa gratis, enggak ada satupun perusahaan yang bisa
menawarkan hal semenarik ini. Hal positif kedua ialah, di sini merupakan tempat
seluruh lapisan masyarakat berkumpul tanpa sengaja yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan analisa tentang karakter manusia. Hal positif ketiga dimana kita bisa
melatih reflex kita terhadap rangsangan yang biasa dilakukan para copet ketika
sedang beroperasi. Hal positif keempat ialah saat kita melatih otot-otot kaki
serta lengan kita sehingga tidak diperlukan lagi olahraga lain setelahnya. Lalu
yang kelima, dengan menaiki kereta ini, secara enggak langsung melatih kita
untuk banyak-banyak berdzikir dan mengingat tuhan, terutama astagfirullah. Hal
positif terakhir ialah si kaleng sarden berjalan ini bisa menjadi fasilitas
kita untuk menambah kenalan atau relasi. Ini lebih dari wahana di dunia
fantasi!!!!
Banyak sekali pengalaman yang gue
dapet di kereta ini, seperti ditonjok copet sampe berdarah idung gue gara-gara
gue suka ngisengin pencopet yang lagi operasi dengan gue tahan tangannya,
mendengar suara-suara aneh atau bau-bau enggak enak sewaktu menaiki kereta
paling malam, hampir jatuh saat berusaha mengejar kereta, keujanan dan
kebanjiran meskipun ada di dalem kereta, dipeluk atau disenderin mbak-mbak
cantik yang lagi kecapean, mau dijadiin calon mantu sama ibu-ibu yang suka
keliatan bareng di kereta, bahkan sampe sempet punya pacar yang kenalannya di
kereta.
Seminimalnya gue ngabisin waktu 45
menit di kaleng sarden berjalan ini, itu pun kalau lancar enggak pake mogok
(bannya pecah kali), enggak pake ilang sinyal (kaya hape aja), dan enggak pake
ada yang kesetrum di gerbong VIP (di atas gerbong). Banyak hal yang bisa
dilakukan daripada bengang-bengong di dalem kereta. Kalau punya temen atau
orang yang dikenal, biasanya kereta dapat menjadi sarana tempat ngobrol-ngobrol
panjang, ngegosip, ataupun bercurhat ria. Temen gue di kereta itu ada Ira(temen
gue dari kelas 3 SMP, SMA, sampe Kuliah), Regen (Partner ngebulli-bulli Ira),
Skripsi (namanya unik, sohib gue dari kelas 2 smp), atau Elfan (junior gue di
smansa dan di mesin). Kalau sendirian dan kondisi awas (padet), gue biasanya
nangkring di deket pintu keluar, biar enggak kepanasan. Kalau kondisi aman, gue
biasanya nyelinap ke dalem langsung tidur sambil berdiri, Cuma di kereta yang
bisa begini!!
0 komentar:
Posting Komentar